Powered By Blogger

Kamis, 24 Maret 2011

fekal

GANGGUAN ELIMINASI FEKAL
2 Gangguan Eliminasi Fekal
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap kebutuhan untuk defekasi.
Defekasi biasanya dimulai oleh dua refleks defekasi yaitu refleks defekasi instrinsik. Ketika feses masuk kedalam rektum, pengembangan dinding rektum memberi suatu signal yang menyebar melalui pleksus mesentrikus untuk memulai gelombang peristaltik pada kolon desenden, kolon sigmoid, dan didalam rektum. Gelombang ini menekan feses kearah anus. Begitu gelombang peristaltik mendekati anus, spingter anal interna tidak menutup dan bila spingter eksternal tenang maka feses keluar.
Refleks defekasi kedua yaitu parasimpatis. Ketika serat saraf dalam rektum dirangsang, signal diteruskan ke spinal cord (sakral 2 – 4) dan kemudian kembali ke kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Sinyal – sinyal parasimpatis ini meningkatkan gelombang peristaltik, melemaskan spingter anus internal dan meningkatkan refleks defekasi instrinsik. Spingter anus individu duduk ditoilet atau bedpan, spingter anus eksternal tenang dengan sendirinya.
Pengeluaran feses dibantu oleh kontraksi otot-otot perut dan diaphragma yang akan meningkatkan tekanan abdominal dan oleh kontraksi muskulus levator ani pada dasar panggul yang menggerakkan feses melalui saluran anus. Defekasi normal dipermudah dengan refleksi paha yang meningkatkan tekanan di dalam perut dan posisi duduk yang meningkatkan tekanan kebawah kearah rektum. Jika refleks defekasi diabaikan atau jika defekasi dihambat secara sengaja dengan mengkontraksikan muskulus spingter eksternal, maka rasa terdesak untuk defekasi secara berulang dapat menghasilkan rektum meluas untuk menampung kumpulan feses. Cairan feses di absorpsi sehingga feses menjadi keras dan terjadi konstipasi.

F. Tanda dan gejala
1. Tanda Gangguan Eliminasi urin
a. Retensi Urin
1). Ketidak nyamanan daerah pubis.
2). Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.
3). Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.
4). Meningkatnya keinginan berkemih dan resah
5). Ketidaksanggupan untuk berkemih
b. Inkontinensia urin
1). pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC
2). pasien sering mengompol

2. Tanda Gangguan Eliminasi Fekal
a. Konstipasi
1). Menurunnya frekuensi BAB
2). Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan
3). Nyeri rektum
b. Impaction
1). Tidak BAB
2). anoreksia
3). Kembung/kram
4). nyeri rektum
c. Diare
1). BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk
2). Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat
3). Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa.
4). feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol dan menahan BAB.
d. Inkontinensia Fekal
1). Tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus,
2). BAB encer dan jumlahnya banyak
3). Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor spingter anal eksternal
e. Flatulens
1). Menumpuknya gas pada lumen intestinal,
2). Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram.
3). Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)
f. Hemoroid
1). pembengkakan vena pada dinding rectum
2). perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang
3). merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi
4). nyeri

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan foto rontgen
3. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses

Sebagian besar diantara kita mungkin pernah merasakan lapar dan tahu bahwa itu pertanda kita harus segera makan. Namun mengetahui bagaimana perut kita bisa menjadi lapar butuh sedikit motivasi untuk mencari informasinya. Apa perlunya kita mengetahui proses terjadinya lapar pada manusia?
 Rasa lapar sesungguhnya merupakan sinyal yang normal yang mengingatkan bahwa tubuh perlu  menambah energi yang  berkurang. Rasa lapar inilah yang mendorong manusia untuk makan. Dalam dunia modern seperti sekarang ini disinyalir bahwa semakin banyak orang yang tidak pernah lagi merasakan lapar karena berbagai alasan seperti karena gaya hidup dan pola makan yang berubah yang sedikit banyak terkait dengan makin banyaknya ragam makanan yang tersedia serta daya beli yang semakin meningkat seiring dengan kemakmuran dunia.
Manusia semakin banyak yang makan hanya karena sudah waktunya makan (sesuai jam makan yang teratur) meski belum merasakan lapar, karena godaan kelezatan makanan, dan alasan-alasan pendorong lain selain rasa lapar. Kenyataan seperti ini mungkin lazim terjadi pada masyarakat negara maju dan  negara berkembang terutama pada masyarakatnya yang tergolong ekonomi menengah ke atas. Cukup beralasan mengapa jumlah orang yang kegemukan atau obesitas meningkat pada segmen masyarakat tersebut.
Rasa lapar meskipun terasa tidak menyenangkan, ternyata perlu dirasakan dan dijadikan petunjuk utama kapan kita sebaiknya makan. 
Mengapa demikian? Saya akan uraikan alasannya sebagai berikut:
Sebenarnya pembicaraan kita tentang rasa lapar tidak akan lengkap tanpa membicarakan rasa kenyang karena keduanya sangat berhubungan erat dalam mengatur inisiasi (pemulaian) dan pengakhiran suatu proses makan. Namun secara umum bisa dikatakan bahwa pengaturan rasa kenyang secara fisiologis sedikit lebih sederhana dibanding pengaturan rasa lapar.
Secara singkat bisa dikatakan bahwa rasa kenyang disebabkan setidaknya oleh interaksi antara efek mekanistis makanan dalam lambung (berupa distensi atau penggembungan lambung oleh makanan) dengan efek kimia dari makanan berupa pelepasan hormon-hormon tertentu seperti Kolesistokinin dari usus halus. Pernahkah anda merasa sangat lapar dan kemudian minum air putih segelas, dan tiba-tiba anda merasa kenyang? Itu contoh sederhana bagaimana efek distensi tadi bisa menyebabkan rasa kenyang. Namun apakah kenyang karena minum air tersebut sama rasanya dengan kenyang karena makan sepiring nasi dan lauknya? Bagaimana kepuasan yang tercapai oleh dua jenis konsumsi yang berbeda di atas  jika dibandingkan?
Benar, tentu berbeda. Orang akan lebih merasa terpuaskan dengan kenyang karena sepiring nasi dan lauk dibanding kenyang karena segelas air putih. Disitulah letak unsur atau aksi kimiawi zat makanan dalam menginduksi rasa kenyang tadi. Telah diketahui bahwa berbagai zat gizi yang terdapat dalam makanan seperti lemak, protein, karbohidrat bisa merangsang produksi hormon yang menghantarkan signal rasa kenyang seperti Kolesistokinin ke otak untuk diproses. Air putih yang tidak memiliki kandungan zat gizi tersebut tidak mampu menimbulkan rasa kenyang yang memuaskan karena tidak adanya penghantaran signal kenyang tersebut ke otak. Itulah yang membedakan sensasi kenyang yang berbeda tersebut.
Manipulasi rasa kenyang karena distensi lambung kadang digunakan untuk terapi kegemukan yang berlebihan. Kadang lambung dioperasi menjadi lebih kecil agar cepat mencapai rasa kenyang ketika makan, kadang pula balon dipasang di dalam lambung untuk mengurangi tempat yang bisa terisi makanan namun tetap menimbulkan rasa kenyang. Kedua metode makanis tersebut ternyata terbukti bisa menurunkan berat badan dan memperbaiki kondisi metabolisme pasien kegemukan. Pasien menjadi cepat merasa kenyang dan menyebabkan jumlah energi yang dikonsumsi jauh berkurang.
Kenapa Kita perlu merasa lapar?
Telah diketahui bahwa distensi lambung akan memberikan sensasi kenyang. Namun sayangnya lambung yang terdistensi kuat memperlambat proses pengosongan lambung alias makanan membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk ke dalam usus halus. Ini akan menyebabkan pelemahan penghantaran sinyal rasa kenyang (Kolesistokinin) ke otak dalam jangka panjang. Jadi semakin sering orang kekenyangan, akan menyebabkan orang tersebut lebih banyak makan (lebih gembul) dalam jangka panjang karena gangguan sinyal rasa kenyang di otak tadi. Ini salah satu alasan kenapa kita dianjurkan makan dalam porsi yang cukup atau tidak sampai menyebabkan perut kita terlalu kenyang. Bahkan mungkin makan kurang dari kenyang lebih baik, namun frekuensi makan ditambah. Dengan cara itu  kita bisa merasakan lapar secara teratur dan menjadikannya pertanda untuk makan. Jangan takut untuk merasa lapar, namun terlampau lapar berkepanjangan juga tidak baik. Sesegera mungkin ketika lapar anda makan.
Rasa lapar sebenarnya dipicu oleh peningkatan hormon Ghrelin dalam darah yang diproduksi oleh sel-sel dilambung. Puasa menyebabkan peningkatan produksi hormon Ghrelin ini di lambung. Ghrelin dalam penelitian menunjukkan efek positip terhadap sekresi dan kerja insulin.  Ghrelin yang meningkat menyebabkan kerja insulin lebih bagus. Pada orang gemuk Ghrelin dalam darah rendah dan disinyalir memperburuk sinyal insulin. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ghrelin baik untuk membantu kerja insulin. Ini salah satu alasan tambahan mengapa rasa lapar itu penting untuk kita rasakan. Rasa lapar dan puasa akan cenderung meningkatkan produksi Ghrelin yang pada akhirnya penting untuk kesehatan metabolisme.

nutrisi

NUTRISI


Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

PENILAIAN STATUS GIZI :
1.                  IMT (Indeks Massa Tubuh)
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oeh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan . salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang idea atau normal.
Berat badan yang berada dibatas minimum dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan , dan berat badan yang berada diatas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada dibawah ukuran berat normal mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit degeneratif. Aporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai body mass index (BMI). Di Indonesia istilah BMI diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan , maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penggunaan IMT hanya beraku untuk orang dewasa berumur diatas 18  tahun.  IMT tidak dapat digunakan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus ( penyakit ) lainnya seperti adanya edema , asites, dan hepatomegali.

Rumus penghitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT =
Berat badan (kg)
Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)



Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan , lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat.

2.                  BERAT  BADAN    
Berat badan merupakan ukuran antroprometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2500gram atau dibawah 2,5kg. Pada masa bayi balita , berat badan dapat dipergunkan untuk melihat  laju pertumbuhan fisik maupun status gizi , kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja , lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat badan merupakan pilihan utama karena pertimbangan , antara lain :
a.       Parameter yang paling baik,  mudah terihat perubahan daam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b.      Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
c.       Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehinga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas.
d.      Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukuran.
e.       KMS(Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai  dasar pengisisannya.
f.       Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi , berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
g.      Aat pengukur dapat diperoleh didaerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
a.       Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
b.      Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
c.       Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
d.      Skalanya mudah dibaca.
e.       Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
Penggunaan daci mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a.       Dacin sudah dikenal umum sampai kepelosok pedesaan.
b.      Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
c.       Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
Dacin yang dugunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan daci berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.
CARA MENIMBANG
            Periksalah dacin dengan seksama , apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin yang baik adaah apabila bandul geser pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Sembilan langkah penimbangan:
1.      Langkah 1
Gantungkan dacin pada:
a.       Dahan pohon
b.      Palang rumah, atau
c.       Pengangga kaki tiga
2.      Langkah 2
Perikasalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat.
3.      Langkah 3
Sebeum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman
4.      Langkah 4
Pasanglah ceana timbang , kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin.
5.      Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbang dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
6.      Langkah 6
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin
7.      Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser.
8.      Langkah 8
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas
9.      Langkah 9
Geserlah bandul ke angka 0, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan
MENIMBANG BAYI
            Hal-ha yang perlu diperhatikan dalam menimbangn bayi adalah:
a.       Pakaian  dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan
b.      Kantong celana timbang tidak dapat digunakan.
c.       Bayi ditidurkan dalam kain sarung.
d.      Geserlah anak timbang smpai tercapai keadaan seimbang , kedua ujung jarum terdapat pada satu titik.
e.       Lihatlah skala pada batang dacin yang menunjukan berat badan bayi. Catat berat badan dengan teliti sampai atu angka desimal, misalnya 7,5 kg.

3.                  LINGKAR LENGAN ATAS (LLA)
Lingkar Lengan Atas (LLA) dewasa ini memang merupakan saah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan untuk indeks status gizi.
Alat yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.
Cara mengukur:
a.       Yang diukur ialah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini dihitung jarak dari siku sampai batas lengan dan kemudian dibagi dua.
b.      Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tetutup kain /pakaian
c.       Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar.
LINGKAR LENGAN ATAS PADA WANITA USIA SUBUR
            Meburut depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok wanita usia subur adalah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko kekurangan Energi Kronis. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. Uraian dibawah ini akan dibahas pengertian tujuan, ambang batas, pelaksanaan serta tindak lanjut pengukuran LLA. Sumber rujukan yang digunakan adalah Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas pada Wanita Usia Suburyang dikeuarkan oleh Depkes 1994.
Pengertian
            Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko kekurangan Energi protein wanita usia subur. Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat  dilakukan oleh siapa saja.
Tujuan
            Beberapa tujuan pengukuran LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu , masyarakat umum dan peran petugas lintass sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:
a.       Mengetahuai KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b.      Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar ebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c.       Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d.      Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK
e.       Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.
Cara Mengukur LLA
            Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan . ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu:
1.      Tetapkan posisi bahu dan siku
2.      Letakkan antara bahu dan siku
3.      Tentukan titik tengah lengan
4.      Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
5.      Pita jangan terlalu ketat
6.      Pita juga jangan terlalu longgar
7.      Cara pembacaan skala yang benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adaah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri. Lengan harus dalam posisi bebas , lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukuran dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata.
Tindak lanjut pengukuran LLA
            Hasil pengukuran LLA ada 2 kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarati resiko KEK dan kuaran atau sama dengan 23,5 cm berarti tadak beresiko KEK.

4.                  HEAD TO TOE
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak (head to toe). Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhudenyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
Pemeriksaan fisik adalah melakukan Pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),dll
2. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.













Selasa, 22 Maret 2011


ENZIM

1.                  PENGERTIAN ENZIM
Enzim adalah bio molekul berupa protein yang bersifat katalis yang mampu mengaktifkan senyawa lain secara spesifik. Berfungsi sebagai katalis (senayawa yang mempercepat proses tanpa habis bereaksi) dalam satu reaksi kimai organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim Î±-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakanpati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substratsuhukeasamankofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

Dinamika dan fungsi
Dinamika internal enzim berhubungan dengan mekanisme katalis enzim tersebut. Dinamika internal enzim adalah pergerakan bahagian struktur enzim, misalnya residu asam amino tunggal, sekelompok asam amino, ataupun bahwa keseluruhan domain protein. Pergerakan ini terjadi pada skala waktu yang bervariasi, berkisar dari beberapa femtodetik sampai dengan beberapa detik. Jaringan residu protein di seluruh struktur enzim dapat berkontribusi terhadap katalisis melalui gerak dinamik. Gerakan protein sangat vital, namun apakah vibrasi yang cepat atau lambat maupun pergerakan konformasi yang besar atau kecil yang lebih penting bergantung pada tipe reaksi yang terlibat. Namun, walaupun gerak ini sangat penting dalam hal pengikatan dan pelepasan substrat dan produk, adalah tidak jelas jika gerak ini membantu mempercepat langkah-langkah reaksi reaksi enzimatik ini. Penyingkapan ini juga memiliki implikasi yang luas dalam pemahaman efek alosterik dan pengembangan obat baru.

Kofaktor
Beberapa enzim tidak memerlukan komponen tambahan untuk mencapai aktivitas penuhnya. Namun beberapa memerlukan pula molekul non-protein yang disebut kofaktor untuk berikatan dengan enzim dan menjadi aktif. Kofaktor dapat berupa zat anorganik (contohnya ion logam) ataupun zat organik (contohnya flavin dan heme). Kofaktor dapat berupa gugus prostetik yang mengikat dengan kuat, ataupun koenzim, yang akan melepaskan diri dari tapak aktif enzim semasa reaksi.
Enzim yang memerlukan kofaktor namun tidak terdapat kofaktor yang terikat dengannya disebut sebagai apoenzim ataupun apoprotein. Apoenzim beserta dengan kofaktornya disebut holoenzim(bentuk aktif). Kebanyakan kofaktor tidak terikat secara kovalen dengan enzim, tetapi terikat dengan kuat. Namun, gugus prostetik organik dapat pula terikat secara kovalen (contohnya tiamina pirofosfat pada enzim piruvat dehidrogenase). Istilah holoenzim juga dapat digunakan untuk merujuk pada enzim yang mengandung subunit protein berganda, seperti DNA polimerase. Pada kasus ini, holoenzim adalah kompleks lengkap yang mengandung seluruh subunit yang diperlukan agar menjadi aktif.
Contoh enzim yang mengandung kofaktor adalah karbonat anhidrase, dengan kofaktor seng terikat sebagai bagian dari tapak aktifnya.




Koenzim
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/ed/NADH-3D-vdW.png/150px-NADH-3D-vdW.png

Model pengisian ruang koenzim NADH
Koenzim adalah kofaktor berupa molekul organik kecil yang mentranspor gugus kimia atau elektron dari satu enzim ke enzim lainnya. Contoh koenzim mencakup NADHNADPH dan adenosina trifosfat. Gugus kimiawi yang dibawa mencakup ion hidrida (H) yang dibawa oleh NAD atau NADP+, gugus asetil yang dibawa oleh koenzim A, formil, metenil, ataupun gugus metil yang dibawa oleh asam folat, dan gugus metil yang dibawa oleh S-adenosilmetionina. Beberapa koenzim sepertiriboflavintiamina, dan asam folat adalah vitamin.
Oleh karena koenzim secara kimiawi berubah oleh aksi enzim, adalah dapat dikatakan koenzim merupakan substrat yang khusus, ataupun substrat sekunder. Sebagai contoh, sekitar 700 enzim diketahui menggunakan koenzim NADH.
Regenerasi serta pemeliharaan konsentrasi koenzim terjadi dalam sel. Contohnya, NADPH diregenerasi melalui lintasan pentosa fosfat, dan S-adenosilmetionina melalui metionina adenosiltransferase.
Inhibisi kompetitif
Pada inihibisi kompetitif, inhibitor dan substrat berkompetisi untuk berikatan dengan enzim. Seringkali inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sangat mirip dengan substrat asli enzim. Sebagai contoh, metotreksat adalah inihibitor kompetitif untuk enzim dihidrofolat reduktase. Kemiripan antara struktur asam folat dengan obat ini ditunjukkan oleh gambar di samping bawah. Perhatikan bahwa pengikatan inhibitor tidaklah perlu terjadi pada tapak pengikatan substrat apabila pengikatan inihibitor mengubah konformasi enzim, sehingga menghalangi pengikatan substrat. Pada inhibisi kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan maksimal tersebut, sehingga meningkatkan Km.



Inhibisi tak kompetitif
Pada inhibisi tak kompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim bebas, namun hanya dapat dengan komples ES. Kompleks EIS yang terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Jenis inhibisi ini sangat jarang, namun dapat terjadi pada enzim-enzim multimerik.
Inhibisi non-kompetitif
Inhibitor non-kompetitif dapat mengikat enzim pada saat yang sama substrat berikatan dengan enzim. Baik kompleks EI dan EIS tidak aktif. Karena inhibitor tidak dapat dilawan dengan peningkatan konsentrasi substrat, Vmax reaksi berubah. Namun, karena substrat masih dapat mengikat enzim, Km tetaplah sama.
Inhibisi campuran
Inhibisis jenis ini mirip dengan inhibisi non-kompetitif, kecuali kompleks EIS memiliki aktivitas enzimatik residual.
Pada banyak organisme, inhibitor dapat merupakan bagian dari mekanisme umpan balik. Jika enzim memproduksi terlalu banyak produk, produk tersebut dapat berperan sebagai inhibitor bagi enzim tersebut. Hal ini akan menyebabkan produksi produk melambat atau berhenti. Bentuk umpan balik ini adalah umpan balik negatif. Enzim memiliki bentuk regulasi seperti ini sering kali multimerik dan mempunyai tapak ikat alosterik. Kurva substrat/kelajuan enzim ini tidak berbentuk hiperbola melainkan berbentuk S.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/67/Methotrexate_and_folic_acid_compared.png/400px-Methotrexate_and_folic_acid_compared.png

Koenzim asam folat (kiri) dan obat anti kanker metotreksat (kanan) memiliki struktur yang sangat mirip. Oleh sebab itu, metotreksat adalah inhibitor kompetitif bagi enzim yang menggunukan folat.
Inhibitor ireversibel bereaksi dengan enzim dan membentuk aduk dengan protein. Inaktivasi ini bersifat ireversible. Inhibitor seperti ini contohnya efloritina, obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh protozoa African trypanosomiasisPenisilin dan Aspirin juga bekerja dengan cara yang sama. Senyawa obat ini terikat pada tapak aktif, dan enzim kemudian mengubah inhibitor menjadi bentuk aktif yang bereaksi secara ireversibel dengan satu atau lebih residu asam amino.


Kegunaan inhibitor
Oleh karena inhibitor menghambat fungsi enzim, inhibitor sering digunakan sebagai obat. Contohnya adalah inhibitor yang digunakan sebagai obat aspirin. Aspirin menginhibisi enzim COX-1 dan COX-2 yang memproduksi pembawa pesan peradangan prostaglandin, sehingga ia dapat menekan peradangan dan rasa sakit. Namun, banyak pula inhibitor enzim lainnya yang beracun. Sebagai contohnya, sianida yang merupakan inhibitor enzim ireversibel, akan bergabung dengan tembaga dan besi pada tapak aktif enzim sitokrom c oksidase dan memblok pernafasan sel.

Proenzim
            Sejumlah enzim, terutama enzim-enzim yang mampu memecah ikatan kovalen seperti ikatan peptida dan ikatan ester tertentu dan bekerja diluar sel, dibuat dan disekresikan dalam bentuk yang belum aktif. Enzim-enzim yang disekresikan dalam bentuk yang belum aktif tersebut dinamakan proenzim atau zimogen. Biasanya dalam bentuk yang masih berupa proenzim atau zimogen ini , enzim tersebut diberi nama seperti nama trivialnya dan ditambah dengan awalan pro- atau akhiran –egon. Contoh yang paling dikenal adalah enzim pencerna protein yang dikeluarkan oleh pankreas, yaitu trripsin, kimotripsin, dan elastase. Enzim-enzim ini diaktifkan ditempat yang harus bekerja dan oleh keadaan tertentu. Pepsin misalnya , disekresikan oleh sel-sel utama epitel mukosa lambung , dalam bentuk yang belum aktif dan dinamai dalam bentuk pepsinogen. Oleh komponen lain dari cairan lambung yaitu HCl, yang disekresikan oleh sel-sel parietalyang juga terdapat dalam epitel mukosa lambung , pepsinogen dihodrolisis secara terbatas menjadi dua molekul protein yang lebih kecil, yaitu pepsin siap untuk bekerja memulai pemecahan protein di dalam lambung.
            Hidrolisis terbatas untuk pengaktifan proenzim ini juga terjadi pada tripsin , kimotripsin, dan elastase. Ketiga enzim pencernaan protein ini disintesis dan disekresikan oleh pankreas ke dalam usus 12 jari masing-masing dalam bentuk triposinogen, kimotripsiinogen, dan proelastase.