Powered By Blogger

Kamis, 24 Maret 2011

nutrisi

NUTRISI


Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

PENILAIAN STATUS GIZI :
1.                  IMT (Indeks Massa Tubuh)
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oeh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan . salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang idea atau normal.
Berat badan yang berada dibatas minimum dinyatakan sebagai under weight atau kekurusan , dan berat badan yang berada diatas batas maksimum dinyatakan sebagai over weight atau kegemukan. Orang-orang yang berada dibawah ukuran berat normal mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit degeneratif. Aporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai body mass index (BMI). Di Indonesia istilah BMI diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan , maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Penggunaan IMT hanya beraku untuk orang dewasa berumur diatas 18  tahun.  IMT tidak dapat digunakan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus ( penyakit ) lainnya seperti adanya edema , asites, dan hepatomegali.

Rumus penghitungan IMT adalah sebagai berikut:

IMT =
Berat badan (kg)
Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)



Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan , lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat.

2.                  BERAT  BADAN    
Berat badan merupakan ukuran antroprometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2500gram atau dibawah 2,5kg. Pada masa bayi balita , berat badan dapat dipergunkan untuk melihat  laju pertumbuhan fisik maupun status gizi , kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja , lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat badan merupakan pilihan utama karena pertimbangan , antara lain :
a.       Parameter yang paling baik,  mudah terihat perubahan daam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b.      Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
c.       Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehinga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas.
d.      Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukuran.
e.       KMS(Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai  dasar pengisisannya.
f.       Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi , berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang tidak tergantung pada umur.
g.      Aat pengukur dapat diperoleh didaerah pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
a.       Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.
b.      Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
c.       Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.
d.      Skalanya mudah dibaca.
e.       Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin.
Penggunaan daci mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a.       Dacin sudah dikenal umum sampai kepelosok pedesaan.
b.      Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat.
c.       Ketelitian dan ketepatan cukup baik.
Dacin yang dugunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila digunakan daci berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena angka ketelitiannya 0,25 kg.
CARA MENIMBANG
            Periksalah dacin dengan seksama , apakah masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin yang baik adaah apabila bandul geser pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Sembilan langkah penimbangan:
1.      Langkah 1
Gantungkan dacin pada:
a.       Dahan pohon
b.      Palang rumah, atau
c.       Pengangga kaki tiga
2.      Langkah 2
Perikasalah apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat.
3.      Langkah 3
Sebeum dipakai letakkan bandul geser pada angka 0. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman
4.      Langkah 4
Pasanglah ceana timbang , kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin.
5.      Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbang dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
6.      Langkah 6
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin
7.      Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser.
8.      Langkah 8
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas
9.      Langkah 9
Geserlah bandul ke angka 0, letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan
MENIMBANG BAYI
            Hal-ha yang perlu diperhatikan dalam menimbangn bayi adalah:
a.       Pakaian  dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan
b.      Kantong celana timbang tidak dapat digunakan.
c.       Bayi ditidurkan dalam kain sarung.
d.      Geserlah anak timbang smpai tercapai keadaan seimbang , kedua ujung jarum terdapat pada satu titik.
e.       Lihatlah skala pada batang dacin yang menunjukan berat badan bayi. Catat berat badan dengan teliti sampai atu angka desimal, misalnya 7,5 kg.

3.                  LINGKAR LENGAN ATAS (LLA)
Lingkar Lengan Atas (LLA) dewasa ini memang merupakan saah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai pilihan untuk indeks status gizi.
Alat yang digunakan merupakan suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass atau jenis kertas tertentu berlapis plastik.
Cara mengukur:
a.       Yang diukur ialah pertengahan lengan atas sebelah kiri. Pertengahan ini dihitung jarak dari siku sampai batas lengan dan kemudian dibagi dua.
b.      Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tetutup kain /pakaian
c.       Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut sampai cukup terukur keliling lingkar lengan, tetapi pita jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar.
LINGKAR LENGAN ATAS PADA WANITA USIA SUBUR
            Meburut depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok wanita usia subur adalah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko kekurangan Energi Kronis. Wanita usia subur adalah wanita usia 15-45 tahun. Uraian dibawah ini akan dibahas pengertian tujuan, ambang batas, pelaksanaan serta tindak lanjut pengukuran LLA. Sumber rujukan yang digunakan adalah Pedoman Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas pada Wanita Usia Suburyang dikeuarkan oleh Depkes 1994.
Pengertian
            Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko kekurangan Energi protein wanita usia subur. Pengukuran LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LLA digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat  dilakukan oleh siapa saja.
Tujuan
            Beberapa tujuan pengukuran LLA adalah mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu , masyarakat umum dan peran petugas lintass sektoral. Adapun tujuan tersebut adalah:
a.       Mengetahuai KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b.      Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar ebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
c.       Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d.      Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK
e.       Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.
Cara Mengukur LLA
            Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan . ada 7 urutan pengukuran LLA, yaitu:
1.      Tetapkan posisi bahu dan siku
2.      Letakkan antara bahu dan siku
3.      Tentukan titik tengah lengan
4.      Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
5.      Pita jangan terlalu ketat
6.      Pita juga jangan terlalu longgar
7.      Cara pembacaan skala yang benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adaah pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri. Lengan harus dalam posisi bebas , lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukuran dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah tidak rata.
Tindak lanjut pengukuran LLA
            Hasil pengukuran LLA ada 2 kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23,5 cm berarati resiko KEK dan kuaran atau sama dengan 23,5 cm berarti tadak beresiko KEK.

4.                  HEAD TO TOE
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak (head to toe). Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital atau pemeriksaan suhudenyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama kali.
Pemeriksaan fisik adalah melakukan Pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),dll
2. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar